Selasa, 28 Oktober 2008

Bagaimana Merencanakan Alernatif Tindakan Kelas?

Oleh Masnur Muslich

Ketika Anda mengembangkan fokus masalah yang Anda rasakan dalam pembelajaran, Anda juga telah mendiagnosis penyebab masalah dan alternatif pemecahannya. Ini berarti secara tidak langsung Anda sudah membayangkan tindakan-tindakan apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Terkait dengan perencanaan alternatif tindakan ini pada dasarnya tidak berbeda dengan penyusunan skenario tindakan pembelajaran dalam RPP. Oleh karena itu, apabila Anda sudah terbiasa menyusun skenario pembelajaran dalam RPP, dipastikan Anda dapat merencanakan alternatif tindakan yang akan Anda lakukan dalam PTK. Mudah, bukan?
Gagasan Anda mengenai tindakan apa saja yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi akan menghasilkan banyak alternatif tindakan yang dapat Anda pilih. Anda perlu memikirkan bentuk dan macam tindakan (-tindakan) apa yang Anda perkirakan cocok untuk dilaksanakan dalam kelas sebagai ”terapi” atau ”obat” atas ”penyakit pemnbelajaran” yang telah Anda temukan.
Dalam merencanakan alternatif tindakan ini, Anda melakukan serangkaian kegiatan berikut.

a. Merumuskan pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis tindakan
Dilihat dari sudut lain, alternatif tindakan perbaikan juga dapat dilihat sebagai hipotesis yang mengindikasikan dugaan mengenai perubahan dalam arti perbaikan yang bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan.

Misalnya, atas topik PTK yang dirumuskan Ibu Yuyun “Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa Kelas III SDN Sumberejo II Kabupeten Sukamaju dengan Menggunakan Media Komik”, maka hipotess tindakannya dapat dirumuskan sebagai berikut.

Dengan menggunakan media komik sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas III SDN Sumberejo II Kabupaten Sukamaju.

Apabila hipotesis tindakan tersebut dianggap terlalu umum, Anda dapat menyusunnya menjadi hipotesis tindakan yang lebih khusus sehingga indikator-indikaktornya lebih terlihat. Misalnya, berdasarkan rumusan hipotesis tindakan di atas, dapat dikhususkan lagi menjadi tidak hipotesis tindakan khusus sebagai berikut.

1. Penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun kalimat berdasarkan rangkaian gambar secara urut sehingga menjadi karangan yang utuh.
2. Penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memadukan hubungan antar kalimat menjadi karangan yang padu dengan menggunakan kata sambung yang sesuai.
3. Penggunaan media komik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca secara benar dalam karangan.

Catatan:
Jika hipotesis penelitian formal menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih atau menyatakan adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih, maka hipotesis tindakan tidak menyatakan demikian. Hipotesis tindakan berupa pernyataan yang berisi upaya tindakan yang diduga merupakan suatu solusi yang dapat memecahkan permasalahan yang diteliti.
Contoh lain rumusan hipotesis tindakan:
- Pelibatan orang tua dalam perencanaan kegiatan akademik sekolah akan berdampak meningkatkan perhatian mereka terhadap penyelesaian tugas siswa di rumah.
- Jika kebiasaan membaca ditingkatkan melalui penugasan mencari kata atau istilah serapan, perbendaharaan kata akan meningkat dengan rata – rata 10 % setiap bulannya.

Agar Anda dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, sebagai peneliti, Anda dapat melakukan serangkaian kegiatan berikut ini.
1) Mengkaji teori-teori pembelajaran/pendidikan, khususnya yang terkait dengan topik yang akan diteliti;
2) Menelaah hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti;
3) Berdiskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan, atau peneliti lain yang mempunyai wawasan cukup tentang pembelajaran, terutama pembelajaran yang terkait dengan topik yang akan diteliti;
4) Mengkaji pendapat dan saran pakar pendidikan yang dituangkan dalam bentuk program-program nyata, khususnya pakar pendidikan yang terkait dengan topik yang akan diteliti; dan
5) Merefleksikan pengalaman Anda sendiri sebagai guru, terutama ketika melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengkajian/diskusi tersebut, Anda akan dapat memperoleh landasan yang mantap untuk membangun hipotesis tindakan.
Menurut Soedarsono (1997) beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut.
1) Rumuskan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian. Dengan kata lain, alternatif tindakan perbaikan hendaknya mempunyai landasan yang mantap secara konseptual.
2) Kaji ulang setiap alternatif tindakan perbaikan yang dipertimbangkan dan evaluasi dan segi relevansinya dengan tujuan, kelaikan teknis, serta keterlaksanaannya. Di samping itu, tetapkan juga cara penilaiannya sehingga dapat memfasilitasi pengumpulan serta analisis data secara cepat namun tepat selama program tindakan perbaikan itu diimplementasikan.
3) Pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang dinilai paling menjanjikan hasil yang optimal namun masih tetap ada dalam jangkauan kemampuan guru untuk melakukannya dalam kondisi dan situsasi sekolah yang aktual.
4) Pikirkan dengan saksama perubahan-perubahan atau perbaikan-perbaikan yang secara implisit dijanjikan melalui hipotesis tindakan itu, baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa maupun teknik mengajar guru.

------------------------------------------------

Nah, berdasarkan rumusan masalah dan diagnosis penyebab masalah yang telah Anda tetapkan, sekarang rumuskan pemecahannya dalam bentuk hipotesis tindakan, baik dalam rumusan umum maupun khusus! Tulislah dalam format berikut!

Hipotesis tindakan (rumusan umum):
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________

Hipotesis tindakan (rumusan khusus):
a. __________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
b. __________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
c. __________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Dan seterusnya. (Tambahkan kalau jumlah rumusan khusus hipotesis tindakan masih kurang)

b. Menganalisis kelaikan hipotesis tindakan
Setelah Anda memperoleh gambaran awal mengenai sejumlah hipotesis tindakan, selanjutnya Anda perlu melakukan pengkajian terhadap kelaikan masing-masing hipotesis tindakan itu. Pengkajian Anda arahkan pada: apakah ada “jurang” antara situasi nyata dan situasi ideal yang dijadikan rujukan? Jika terdapat jurang yang terlalu dalam di antara keduanya sehingga dalam praktik akan terlalu sulit untuk mengupayakan perwujudannya, tindakan yang akan Anda lakukan tidak akan membuahkan hasil yang optimal
OIeh karena itu, kondisi dan situasi yang dipersyaratkan untuk penyelenggaraan sesuatu tindakan perbaikan dalam rangka PTK harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga masih ada dalam batas-batas kemampuan Anda sebagai guru, dukungan fasilitas yang tersedia di sekolah, kemampuan rata-rata siswa sasaran. Dengan kata lain, sebagai pelaku PTK, Anda hendaknya cukup realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian kelas/sekolah tempat Anda melaksanakan tugas.
Terkait dengan pengkajian kelaikan hipotesis tindakan ini, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan.
1) Implementasi PTK akan berhasil apabila didukung oleh kemampuan dan komitmen guru yang merupakan pelaksananya. Selain itu, keberhasilan pelaksanaan PTK juga ditentukan oleh adanya komitmen guru yang merasa tergugah untuk melakukan tindakan perbaikan. Dengan kata lain, PTK dilakukan bukan karena ditugaskan oleh atasan atau didorong oleh keinginan untuk memperoleh imbalan financial, melainkan demi komitmen guru yang memang ingin keberhasilan kompetensi siswa.
2) Kemampuan siswa juga perlu diperhitungkan baik dan segi fisik, psikologis dan sosial budaya maupun etik. Dengan kata lain, PTK seyogyanya tidak dilaksanakan apabila diduga akan berdampak merugikan siswa.
3) Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas atau di sekolah juga perlu diperhitungkan, sebab pelaksanaan PTK dengan mudah dapat terhambat oleh kekurangan dukungan fasilitas penyelenggaraan. Oleh karena itu, demi keherhasilan PTK maka guru dan mitranya dituntut untuk dapat mengusahakan fasilitas dan sarana yang diperlukan.
4) Selain kemampuan siswa sebagai perorangan, keberhasilan PTK juga sangat tergantung pada iklim belajar di kelas atau sekolah. Pertimbangan ini tentu tidak dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk mempertahankan statusquo. Dengan kata lain, perbaikan iklim belajar di kelas dan di sekolah justru dapat dijadikan sebagai salah satu sasaran PTK.
5) Karena sekolah juga merupakan sebuah organisasi, maka selain iklim belajar, iklim kerja sekolah juga menentukan keberhasilan penyelenggaraan PTK. Dengan kata lain, dukungan dan kepala sekolah serta rekan sejawat guru dapat memperbesar peluang keberhasilan PTK. (Lihat Soedarsono,1999.)
Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik. Hal ini berarti bahwa baik proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan maupun dampak yang diakibatkannya dapat diamati atau dimonitor baik oleh Anda sebagai guru pelaksana PTK maupun oleh pengamat lain (teman sejawat). Pengamatan atau monitoring ini apat dinyatakan dalam bentuk angka-angka (kuantitatif) maupun dalam bentuk penilaian/pernyataan kualitatif. Yang paling penting adalah gejala-gejala tersebut harus dapat diverifikasi oleh siapa pun.
Selain itu, tim PTK juga perlu membahas secara mendalam tentang kemungkinan konsekuensi atas dilakukannya tindakan yang harus diantisipasi. Demikian pula kemungkinan timbulnya masalah baru dengan adanya tindakan di kelas. Atas dasar babagai pertimbangan tersebut, peneliti dapat secara lebih cermat menyusun rencana tindakan yang akan terapkan.

Berdasarkan rumusan hipotesis tindakan yang telah Anda tetapkan, jelaskan kelaikan atau kelayakannya! Kelaikannya dapat Anda arahkan pada kondisi real kelas dan/atau sekolah yang Anda anggap dapat menunjang penerapan hipotesis tindakan!

Kelaikan hipotesis tindakan:
a. __________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
b. __________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
c. __________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
d. __________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
e. __________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
Dan seterusnya. (Tambahkan kalau butir kelaikan hipotesis tindakan masih anda rasa kurang)

c. Mempersiapkan Tindakan
Sebelum PTK dilaksanakan, Anda perlu melakukan berbagai persiapan sehingga semua komponen yang direncanakan dapat Anda kelola dengan baik. Langkah-langkah persiapan yang perlu Anda tempuh antara lain sebagai berikut.
1) Buatlah skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang akan Anda lakukan (sebagai guru) dan bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah Anda rencanakan. (Secara teknis, bagaimana Anda membuat skenario pembelajaran, perhatikan tips ”Merencakan Tindakan Perbaikan” yang tertuang dalam boks di bawah ini!)
2) Persiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang Anda perlukan di kelas, seperti gambar-gambar dan alat-alat peraga lainnya.
3) Persiapkan cara merekam, memonitor, dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan.
4) Lakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlakasanaan rancangan, sehingga dapat menumbuhkan dan memantapkan kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya. Sebab, sebagai pelaku PTK, Anda harus terbebas dari rasa takut gagal dan takut berbuat kesalahan.

Tips:
Merencanakan Tindakan Perbaikan
Setelah Anda merumuskan masalah yang diikuti dengan diagnosis penyebab timbulnya masalah, Anda mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah. Dengan perkataan lain, pada langkah ini, Anda merancang tindakan perbaikan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Untuk merancang suatu tindakan perbaikan, Anda dapat:
(1) mengacu kepada teori yang relevan dengan masalah yang telah Anda rumuskan, baik teori bidang studi maupun teori pembelajaran bidang studi;
(2) bertanya kepada ahli terkait, baik ahli pembelajaran, ahli bidang studi, mapun ahli pembelajaran bidang studi; dan
(3) berdiskusi atau berkonsultasi dengan teman sejawat, baik teman yang sebidang studi maupun lintas bidang studi yang Anda anggap berpengalaman dalam melakukan PTK.
Tindakan perbaikan yang Anda rancang hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang tak terduga sehingga dapat meminimalkan resiko yang akan muncul. Rencana tindakan mesti cukup fleksibel agar dapat diadaptasikan dengan pengaruh yang tak dapat terduga dan kendala yang sebelumnya tidak terlihat. Oleh karena itu, tindakan yang Anda rencanakan harus Anda arahkan pada dua pengertian. Pertama, tindakan kelas mempertimbangkan resiko yang ada dalam perubahan dinamika kehidupan kelas dan mengakui adanya kendala nyata, baik yang bersifat material namun bersifat nonmeterial dalam kelas Anda. Kedua, tindakan-tindakan yang Anda pilih akan memungkinkan Anda untuk bertindak secara lebih efektif dalam tahapan-tahapan pembelajaran, akan lebih bijaksana dalam memperlakukan siswa, dan cermat dalam mengamati kebutuhan dan perkembangan belajar siswa.
Tindakan yang Anda rencanakan pun hendaknya (1) dapat membantu Anda sendiri dalam (a) mengatasi kendala pembelajaran kelas, (b) bertindak secara lebih tepat-guna dalam kelas Anda, (c) meningkatkan keberhasilan pembelajaran kelas, dan (d) membantu Anda menyadari potensi baru Anda untuk melakukan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja.
Dalam proses perencanaan, Anda sebaiknya berkolaborasi dengan teman sejawat Anda melalui diskusi untuk merumuskan hal-hal teknis yang akan Anda pakai dalam menganalisis dan meningkatkan pemahaman dan tindakan Anda dalam kelas.
Apabila rambu-rambu tersebut sudah Anda perhatikan, serangkaian rencana tindakan perbaikan laik Anda dituangkan dalam rencana pembelajaran.

Berdasarkan hipotesis tindakan dan analisis kelaikan yang Anda rumuskan, tulislah skenario pembelajaran yang akan Anda terapkan dalam tindakan kelas! Tentukan juga sarana pendukung yang Anda perlukan; alat dan cara “merekam” data tentang proses dan hasil tindakan; teknik analisisnya; dan siklus pembelajaran yang direncanakan! Tulislah poin-poinnya pada format berikut! (Uraian secara lengkap dapat Anda tulis pada lembar tersendiri!)

Perencanaan Tindakan
a. __________________________________________________________
__________________________________________________________
b. __________________________________________________________
__________________________________________________________
c. __________________________________________________________
__________________________________________________________
d. __________________________________________________________
__________________________________________________________
e. __________________________________________________________
__________________________________________________________
f. __________________________________________________________
__________________________________________________________
Dan sebagainya. (Silakan ditambah!)

Sarana Pendukung Tindakan
a. __________________________________________________________
__________________________________________________________
b. __________________________________________________________
__________________________________________________________
Dan sebagainya. (Silakan ditambah!)

Alat Evaluasi Tindakan
a. __________________________________________________________
__________________________________________________________
b. __________________________________________________________
__________________________________________________________
Dan sebagainya. (Silakan ditambah!)

Teknik Analisis Data Tindakan
a. __________________________________________________________
__________________________________________________________
b. __________________________________________________________
__________________________________________________________
Dan sebagainya. (Silakan ditambah!)

Rencana Siklus Tindakan
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________


Uraian lebih lanjut silakan baca Melaksanakan PTK itu Mudah oleh Masnur Muslih (Bumi Aksara, 2008)

Selasa, 21 Oktober 2008

Bagaimana Mengembangkan Fokus Masalah dan Tujuan PTK?

Oleh Masnur Muslich


Perhatikan ilustrasi berikut!

Selama melaksanakan pembelajaran Anda tentu tidak pernah terhindar dari berbagai masalah, baik masalah yang terkait dengan pengelolaan kelas, media/saran pembelajaran, pemilihan metode/strategi pembelajaran, maupun hal-hal yang bersifat instruksional lainnya. Meskipun banyak masalah, ada kalanya Anda kurang atau tidak sadar bahwa Anda mempunyai masalah. Atau, masalah yang Anda rasakan kemungkinan masih kabur sehingga Anda perlu merenung atau melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Oleh karena itu, agar Anda terdorong untuk menemukan masalah, Anda dapat melakukan sharing pendapat dengan kepala sekolah, pengawas, atau teman sejawat. Dengan cara demikian, serangkaian masalah yang terkait dengan pembelajaran akan dapat Anda identifikasi.
Yang perlu Anda sadari adalah Anda tidak mungkin memecahkan semua masalah yang teridentifikasikan itu secara sekaligus. Mengapa demkian? Masalah-masalah itu berbeda satu sama lain dalam hal kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang satu boleh jadi merupakan penyebab dari masalah yang lain sehingga pemecahan terhadap yang satu akan berdampak pada yang lain.
Agar Anda dapat memilih masalah secara tepat, Anda perlu menyusun masalah-masalah itu berdasarkan kriteria tingkat kepentingan, nilai strategis, dan nilai prasyarat. Berdasarkan kriteria itulah, Anda akhirnya dapat memilih satu masalah yang paling Anda anggap penting untuk segera dipecahkan.
------------------------------------------------

Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan mendiagnosis masalah, yaitu kesadaran Anda (sebagai guru) akan permasalahan yang Anda rasakan atau Anda anggap mengganggu dan menghalangi pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan/atau hasil belajar siswa, dan/atau implementasi program sekolah.

Untuk membantu Anda mendiagnosis masalah, perhatikan uraian singkat pada boks berikut!

Masalah-masalah di kelas yang perlu dicermati guru dapat berkaitan dengan masalah pengelolaan kelas, proses belajar-mengajar, penggunaan sumber-sumber belajar, dan masalah personal dan keprofesionalan guru.

PTK yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas dilakukan dalam rangka:
(1) meningkatkan kegiatan belajar-mengajar,
(2) meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar,
(3) menerapkan pendekatan belajar-mengajar inovatif, dan
(4) mengikutsertakan pihak ketiga dalam proses belajar-mengajar.


PTK yang dikaitkan dengan proses belajar-mengajar dilakukan dalam rangka:
(1) menerapkan berbagai metode mengajar,
(2) mengembangkan kurikulum,
(3) meningkatkan peranan siswa dalam belajar, dan
(4) memperbaiki metode evaluasi


PTK yang dikaitkan dengan penggunaan sumber-sumber belajar dilakukan dalam rangka pengembangan pemanfaatan
(1) model atau peraga,
(2) sumber-sumber lingkungan, dan
(3) peralatan tertentu lainnya.

PTK yang dikaitkan dengan personal dan keprofesionalan guru dilakukan dalam rangka
(1) meningkatkan hubungan antara siswa, guru, dan orang tua,
(2) meningkatkan “konsep diri” siswa dalam belajar,
(3) meningkatkan sifat dan kepribadian siswa, dan
(4) meningkatkan kompetensi guru secara profesional.
Harus diingat bahwa masalah penelitian yang dipilih hendaknya memenuhi kriteria “dapat diteliti” atau “dapat diamati”, dapat “ditindaki”, dan “dapat ditindaklanjuti”.

Dari sekian banyak kemungkinan masalah yang ditemukan, guru (bersama dengan teman sejawat) perlu mendiagnosis masalah apa atau masalah mana yang perlu diprioritaskan pemecahannya dalam penelitian yang akan dilakukan itu. Penetapan masalah hendaknya dilakukan setelah menganalisis seluruh pilihan masalah, minat, dan keinginan guru (bersama teman sejawat) untuk memecahkan salah satu atau beberapa di antaranya. Penetapan masalah ini ditandai dengan penentuan permasalahan yang akan diteliti dan perumusan fokus masalahnya.

Rumusan fokus masalah yang mungkin ditetapkan guru dapat berupa rumusan sebagai berikut:

  • Bagaimana membelajarkan siswa materi tertentu agar siswa mau dan mampu belajar
  • Bagaimana memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk membelajarkan materi tertentu?
  • Bagaimana melaksanakan pembelajaran kooperatif?
  • Bagaimana mengajak siswa agar di kelas mereka benar-benar aktif belajar (aktif secara mental maupun fisik, aktif berpikir)?
  • Bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar?
  • Bagaimana mengelola kelas yang dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar?
  • Media belajar apa yang dapat mempercepat keterampilan anak pada materi pembalajaran tertentu?
  • Bagaimana menghubungkan materi pembelajaran dengan lingkungan kehidupan siswa sehari-hari agar mereka dapat menggunakan pengetahuan dan pemahamannya mengenai materi itu dalam kehidupan sehari-hari dan tertarik untuk mempelajarinya karena mengetahui manfaatnya?

Terkait dengan pemfokusan masalah ini, Striger (2004) memberikan arahan sebagai berikut.
Isu atau masalah itu harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang dapat diteliti dan diidentifikasi tujuan meneliti masalah tersebut.

Isu atau topik yang ingin diteliti: Deskripsikan apa isu atau peristiwa yang menimbulkan permasalahan.

Masalah penelitian: Nyatakan isu sebagai suatu masalah.

Rumusan masalah:Tuliskan masalah dalam bentuk pertanyaan.

Tujuan penelitian: Deskripsikan apa yang diharapkan dapat diperoleh dengan meneliti masalah ini.

Contoh:
Isu: Siswa kurang aktif di kelas, cenderung tidak pernah mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran. Guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tetapi hampir tidak ada siswa yang bertanya.
Masalah: Siswa perlu digalakkan untuk aktif dalam kelas, aktif secara utuh
Fokus masalah: Bagaimana meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas?
Atau
Bagaimana peningkatan partisipasi siswa dalam kelas, baik secara ”hands on”, ”minds on” maupun ”hearts on” ?
Rumusan masalah: Masalah apa yang terjadi di kelas, bagaimana upaya mengatasinya, apa tindakan yang dianggap tepat untuk itu, di kelas, dan sekolah mana hal itu terjadi?”
Tujuan penelitian: Meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas, baik secara ”hands on”, ”minds on” maupun ”hearts on”.

----------------------------------------

Nah, sekarang saatnya Anda melakukan tahap pertama PTK, yaitu mengembangkan fokus masalah yang nantinya dapat Anda tindaklajuti dalam PTK. Anda pasti dapat melaksakannya! Ayo, semangat!


Ayo, mengidentifikasi masalah!

  1. Cobalah Anda identifikasi masalah-masalah yang Anda anggap mengganggu dan menghalangi pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses dan/atau hasil belajar siswa, dan/atau menghambat implementasi program sekolah.
  2. Tuliskannya masalah-masalah yang Anda temukan!.
    Masalah-maslah yang selama ini saya rasakan mengganggu dan menghalangi dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan adalah sebagai berikut.
    .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
  3. Fokuskan masalah yang telah teridentifikasi!

    Permasalah yang telah Anda identifikasi tersebut mungkin masih kabur dan kurang memfokus. Hal itu dapat dimaklumi karena ketika Anda mengidentifkasi permasalah tersebut hanya berdasarkan kesan terlintas yang berada di ingatan atau pemikiran Anda. Nah, sekarang fokuskan masalah tersebut sehingga lebih tajam, mengkhusus, dan mengarah. Kalau perlu, kumpulkan data lapangan secara lebih sistematis dan lakukan kajian pustaka yang relevan sehingga masalah tersebut ada “payung” keilmuannya. Untuk lebih memantapkan fokus masalah ini, Anda dapat melakukan diskusi dengan teman sejawat.
    Rumuskan fokus permasalahan itu ke dalam format berikut.

    Fokus permasalahan PTK
    a. _______________________________________________
    b. _______________________________________________
    c. _______________________________________________
    d. _______________________________________________
    e. _______________________________________________
  4. Mana, masalah yang akan Anda prioritaskan?

    Dari rumusan fokus permasalahan tersebut, tentu ada satu fokus masalah yang Anda anggap lebih mendapat prioritas dari yang lain. Sebab, tidak mungkin serangkaian fokus permasalahan tersebut Anda pecahkan secara bersamaan. Harus dilakukan secara bertahap.

Prioritas pemecahan fokus masalah dapat Anda dasarkan pada pertimbangan berikut.

  • Fokus masalah tersebut sudah tidak dapat ditoleransi lagi, dan harus segera dicarikan jalan keluarnya.
  • Fokus masalah tersebut sudah mendapatkan perhatian umum sehingga perlu segera mendapatkan jawaban pemecahannya.
  • Fokus masalah tersebut cukup signifikan dalam mengganggu pencapaian tujuan pembelajaran bila dibanding dengan fokus masalah yang lain.
  • Fokus masalah tersebut dapat dengan segera dicarikan jalan pemecahannya oleh guru yang bersangkutan bila dibanding dengan fokus masalah yang lain.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, saat ini tentukan satu fokus masalah yang segera dapat Anda lakukan dalam program PTK. Catatlah satu fokus masalah prioritas tersebut dalam format berikut.

Prioritas fokus masalah:
______________________________________________
______________________________________________
______________________________________________
Alasan memprioritaskan fokus masalah:

______________________________________________
______________________________________________
______________________________________________
______________________________________________
______________________________________________
______________________________________________


Uraian lebih lanjut silakan baca Melaksanakan PTK itu Mudah oleh Masnur Muslih (Bumi Aksara, 2008)

Sabtu, 18 Oktober 2008

Ayo, Menengok Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas

Oleh Masnur Muslich

Sebagai seorang guru, Anda harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugas keguruan. Komitmen tinggi itu antara lain ditunjukkan oleh sikap yang selalu ingin menjalankan tugas-tugas pembelajaran dengan baik dan maksimal demi keberhasilan dan kesuksesan anak didik. Hanya dengan sikap yang demikian itulah peran Anda dalam dunia pendidikan akan menampak.
Terkait dengan komitmen itu, renungkan puisi “Bangkit bagi Guru” berikut ini. (Diadaptasikan dari puisi “Bangkit Itu” yang pernah dibacakan oleh Dedy Mizwar di televesi dalam rangka menyambut Satu Abad Kebangkitan Nasional.)


Bangkit bagi Guru
Diadaptasikan oleh Masnur Muslich

Bangkit itu Susah ...
Susah melihat anak didik susah
Senang melihat anak didik senang

Bangkit itu Takut ...
Takut untuk gagal
Takut untuk tidak dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dengan baik

Bangkit itu Malu ...
Malu menjadi benalu
Malu karena minta petunjuk melulu

Bangkit itu Marah ...
Marah bila martabat guru dilecehkan
Marah bila dicap sebagai guru tidak profesional

Bangkit itu Mencuri
Mencuri perhatian dunia pendidikan dengan prestasi
Mencuri kreativitas demi keberhasilan anak didik sendiri

Bangkit itu Tidak ada
Tida ada kata menyerah
Tidak ada kata putus asa
Karena demi anak bangsa

Bangkit itu Aku
Guru untuk anak didikku


Salah satu wujud keinginan untuk menjalankan tugas pembelajaran dengan baik dan maksimal adalah mencermati setiap tindakan pembelajaran yang telah dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan “menyelidik” sebagai berikut.
  • Apakah metode pembelajaran yang saya pilih telah sesuai dengan tipe dan sifat bahan pelajaran yang saya sajikan?
  • Apakah strategi pembelajaran yang saya lakukan dapat menciptakan kreativitas pembelajaran?
  • Apakah pemilihan media dan sarana pembelajaran yang saya pakai dapat mempercepat pencapaian kompetensi?
  • Apakah pengelolaan kelas yang saya terapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan?
  • Dan pertanyaan lain yang relevan
Jawaban ”jujur” Anda setiap pertanyaan tersebut pada dasarnya merupakan “refleksi awal” atas kegiatan pembelajaran yang telah Anda lakukan. Apabila jawaban “jujur” Anda tersebut tidak sesuai dengan “harapan” atau “idealisme” Anda, maka Anda berkewajiban moral untuk memperbaikinya. Ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan itu merupakan “penyakit” yang harus segera Anda “obati”. Sikap ini merupakan konsekuensi logis dari komitmen Anda sebagai seorang guru yang profesional, atau seorang guru yang ingin profesional. Dan, sikap inilah awal munculnya penelitian tindakan kelas.
----
Seorang guru profesional, sebelum Anda melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), Anda perlu memiliki wawasan yang cukup tentangnya. Tanpa memiliki wawasan yang memadai, mustahil Anda dapat melakasanakannya dengan baik dan benar.

Cermati uraian berikut ini! Dengan catatan, uraian konseptual ini jangan membuat Anda “takut” dan merasa “terbebani” mengadakan PTK. Anggaplah uraian ini sebagai “sekilas info” saja. Toh, Anda tidak akan diuji dengan hal-hal yang konsptual ini.

Ada apa dengan PTK?
Sejak awal milenium kedua ini, istilah “classroom action research” atau penelitian tindakan kelas (PTK) ramai dibicarakan orang, khusunya di kalangan pendidikan di Indonesia. Mengapa demikian? Setidak-tidaknya dapat diilustrasikan sebagai berikut.
Pertama, telah dimaklumi bahwa peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dapat ditempuh melalui berbagai upaya, yaitu – antara lain – melalui pembenahan isi kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa, penyediaan bahan ajar yang memadai, penyediaan sarana belajar, dan peningkatan kompetensi guru. Namun, dari sekian banyak upaya tersebut, peningkatan kualitas pembelajaran melalui peningkatan kualitas pendidik tetap menduduki posisi sangat strategis dan akan berdampak positif. Dampak positif tersebut antara lain berupa (1) peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan masalah pembelajaran yang dihadapi secara nyata; (2) peningkatan kualitas masukan, proses, dan hasil belajar; (3) peningkatan keprofesionalan pendidik; (4) penerapan prinsip pembelajaran berbasis penelitian. Dan, ternyata, upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui peningkatan kualitas pendidik ini hanya bisa dilakukan setelah diadakan PTK oleh guru yang bersangkutan.

Kedua, selama ini salah satu upaya pemecahan berbagai masalah dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan adalah dengan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa dampak hasil penelitian pendidikan dalam bentuk peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dirasakan masih sangat kurang. Salah satu penyebabnya adalah penelitian pendidikan itu dilakukan oleh pakar pendidikan atau peneliti dari luar, yang pada umumnya kurang memahami benar masalah yang terjadi di dalam kelas. Mengapa demikian? Permasalahan penelitian yang diangkat para peneliti itu kurang dihayati oleh guru yang terlibat langsung dalam kelas. Dengan demikian, guru tidak atau sukar sekali memanfaatkan hasil penelitian itu secara langsung.

Ketiga, kalau toh hasil penelitian pendidikan tersebut bersinergi dengan kepentingan pembelajaran di kelas, penyebaran informasinya ke guru-guru yang berkepentingan memakan waktu yang cukup lama. Pengalaman menunjukkan bahwa untuk mengomunikasikan hasil penelitian melalui jalur jurnal ilmiah diperlukan waktu minimal dua tahun. Apalagi, setelah jurnal yang memuat hasil penelitian itu terbit, belum tentu guru sekolah memperoleh akses jurnal ilmiah tersebut. Kalau toh memperolehnya, tidak semua guru dengan mudah memahaminya karena bahasa yang digunakan sangat teknis-ilmiah.

Pada sisi lain, selama ini upaya meningkatkan kemampuan meneliti memang dirancang dengan pola pendekatan research-development-dissemination (RDD). Pendekatan ini lebih menekankan perencanaan penelitian yang bersifat top-down dan sangat teoretis. Paradigma demikian dirasakan tidak sesuai lagi dengan perkembangan pemikiran baru yang sekarang ini sedang digalakkan, yaitukonsep school-based quality management (Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, MPMBS). Pendekatan MPMBS menitikberatkan pada upaya perbaikan mutu pendidikan yang inisiatifnya berasal dari motivasi internal pendidik dan tenaga kependidikan itu sendiri (an effort to internally initiate endeavor for quality improvement), dan pragmatis-naturalistik. Dengan demikian, rancangan penelitian lebih menekankan pada pola pendekatan research action improvement (RAI) atau bersifat bottom-up. Lewat pendekatan RAI ini diharapkan akan segera tercipta solusi praktis-pragmatis, tidak hanya sekadar teoretis.
Terkait dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan ini, MPMBS mengisyaratkan pula adanya kemitraan antarjenjang dan jenis pendidikan, baik pada tataran praktis-implementasional maupun dalam tataran gagasan-konseptual. Kebutuhan akan kemitraan yang sehat, produktif, dan yang dikembangkan atas prinsip kesetaraan sudah harus segera dilakukan. Kemitraan yang sehat dan produktif antara LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dan sekolah adalah sesuatu yang penting dan strategis, lebih-lebih lagi dalam era otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan. Penelitian pun hendaknya dikelola secara kolaboratif sehingga kedua belah pihak dapat memetik manfaat secara timbal balik (reciprocity of benefits).
Upaya meningkatkan kompetensi guru untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi saat menjalankan tugasnya dapat dilakukan melalui PTK yang dilakukan baik secara mandiri oleh guru yang bersangkutan maupun secara kolaboratif (baik antara guru dan dosen maupun antarsesama guru). Melalui PTK, masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan, dan dituntaskan sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang optimal dapat diwujudkan secara sistematis. PTK menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja melalui pemecahan masalah-masalah pembelajaran (teaching-learning problems solving), sebab pendekatan penelitian ini menempatkan guru sebagai peneliti sekaligus sebagai agen perubahan.
Dengan cara demikian, para guru tidak lagi dianggap sekadar sebagai penerima pembaharuan yang diturunkan dari atas, tetapi guru bertanggung jawab dan berperan aktif untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian tindakan dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Latar belakang itulah yang melahirkan konsep PTK. Dengan PTK, guru akan memperoleh manfaat praktis. Ia dapat mengetahui secara jelas masalah-masalah yang ada di kelasnya dan bagaimana mengatasi masalah itu.

Dari mana istilah PTK muncul?
Munculnya istilah “classroom action research” atau penelitian tindakan kelas (PTK) sebenanya diawali dari istilah “action research” atau penelitian tindakan. Secara umum, ”action research” digunakan untuk menemukan pemecahan permasalahan yang dihadapi seseorang dalam tugasnya sehari-hari di mana pun tempatnya, baik di kantor, di rumah sakit, di kelas, maupun di tempat-tempat tugas lain. Dengan demikian para peneliti “action research” tidak berasumsi bahwa hasil penelitiannya akan menghasilkan teori yang dapat digunakan secara umum atau general. Hasil ”action research” hanya terbatas pada kepentingan penelitinya sendiri, yaitu agar dapat melaksanakan tugas di tempat kerjanya sehari-hari dengan lebih baik.
Dari sini jelaslah bahwa dilihat dari ruang lingkup, tujuan, metode, dan praktiknya, ”action research” dapat dianggap sebagai penelitian ilmiah mikro yang bersifat partisipatif dan kolaboratif. Dikatakan bersifat partisipatif karena “action research” dilakukan sendiri oleh peneliti mulai dari penentuan topik, perumusan masalah, perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan pelaporannya. Dikatakan kolaboratif karena pelaksanaan “action research” (khususnya dalam pengamatannya) juga dapat melibatkan teman sejawat. Walaupun bersifat mikro, ”action research” berbeda dengan studi kasus karena tujuan dan sifat kasus yang terdapat pada “action research” tidaklah unik sebagaimana keunikan yang terdapat pada studi kasus. Namun, keduanya mempunyai kesamaan, yaitu peneliti tidak berharap hasil penelitiannya akan dapat digeneralisasikan atau berlaku secara umum. Sebab, sejak awal, kedua penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Istilah ”action research” sangat dikenal dalam penelitian pendidikan, bahkan sudah merupakan aliran tersendiri. Untuk membedakannya dengan ”action research” dalam bidang lain, para peneliti pendidikan sering menggunakan istilah “classroom action research” atau ”classroom research”. Dari sinilah istilah ”penelitian tindakan kelas” atau ”PTK” muncul. Dengan penambahan ”classroom” pada “action research”, kegiatan lebih diarahkan pada pemecahan masalah pembelajaran melalui penerapan langsung di kelas, walaupun istilah ”kelas” perlu dipahami lebih luas lagi, yaitu tidak hanya di ruang kelas, tetapi di tempat mana saja guru melakskanakan tugas-tugas pembelajaran.

Apa itu PTK?
Terkait dengan pengertian PTK ini, ada beberapa rumusan definisi PTK yang perlu disiasati dan dipahami.
  • Hopkins (1993): PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahanan terhadap kondisi dalam praktek pembelajaran.
  • Kemmis dan Mc. Taggart (1988 ): PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.
  • Rochman Natawijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.
  • Suyanto (1997): PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional.
  • Tim PGSM (1999): PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

Dari kelima rumusan di atas dapat ditemukan kata-kata kunci (key words) yang terkait dengan PTK.

  • PTK bersifat reflektif. Maksudnya adalah PTK diawali dari proses perenungan atas dampak tindakan yang selama ini dilakukan guru terkait dengan tugas-tugas pembelajaran di kelas. Dari perenungan ini akan diketahui apakah tindakan yang selama ini telah dilakukan telah berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembejaran atau tidak.
  • PTK dilakukan oleh pelaku tindakan. Maksudnya adalah PTK dirancang, dilaksanakan, dan dianalisis oleh guru yang bersangkutan dalam rangka ingin memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas. Kalau toh dilakukan secara kolaboratif, pelaku utama PTK tetap oleh guru yang bersangkutan.
  • PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Maksudnya adalah dengan PTK ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas berbagai aspek pembelajaran sehingga kompetensi yang menjadi target pembelajaran dapat tercapai secara maksimal (efektif dan efisien).
  • PTK dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. Maksudnya adalah setiap langkah yang dilakukan dalam PTK harus dilakukan dengan terprogram dan penuh kesadaran sehingga dapat diketahui aspek-aspek mana yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki demi etercapaian kompetensi yang diargetkan.
  • PTK bersifat situasional dan kontekstual. Maksudnya adalah PTK selaku dilakukan dalam situasi dan kondisi tertertu, untuk kelas dan topik mata pelajaran tertentu, sehingga simpulan atau hasilnya pun hanya diarahkan pada konteks yang bersangkutan, bukan untuk yang konteks lain.

Apa Tujuan PTK?

Berdasarkan pengertian tersebut, PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.

Pada sisi lain, PTK akan mendorong para guru untuk memikirkan apa yang mereka lakukan sehari-hari dalam menjalankan tugasnya. Mereka akan kritis terhadap apa yang mereka lakukan tanpa tergantung pada teori-teori yang muluk-muluk yang bersifat universal yang ditemukan oleh para pakar penelitian yang sering kali tidak cocok dengan situasi dan kondisi kelas. Bahkan, keterlibatan mereka dalam PTK sendiri akan menjadikan dirinya menjadi pakar peneliti di kelasnya, tanpa bergantung pada para pakar peneliti lain yang tidak tahu mengenai masalah-masalah kelasnya sehari-hari.

Apa Manfaat PTK?

Banyak manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan PTK. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.

  • Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.
  • Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan sikap profesional guru.
  • Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa.
  • Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.
  • Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.
  • Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
  • Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau pengembangan pribadi siswa di sekolah.
  • Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penerapan kurikulum.

Mengapa guru dianggap paling tepat untuk melakukan PTK?

Ada beberapa bukti pembenar bahwa gurulah yang paling tepat untuk melakukan PTK.

  • Guru mempunyai hak otonom untuk menilai kinerjanya. Sebab, hanya gurulah yang dapat merasakan ”kondisi objektif” kiat-kiat pembelajaran yang dilakukan dalam rangka pencapaian kompetensi siswa.
  • Guru merupakan sosok yang paling akrab dengan kelasnya. Kenyataan ini dapat dimaklumi karena keberlangsungan masa pembelajaran yang cukup lama akan membuka pemahaman dan wawasan guru atas ”pernik-pernik” ang berada di kelasnya.
  • Interaksi antara guru-siswa berlangsung secara unik. Hal ini dibuktikan dengan perlakukan khas guru setiap menghadapi individu siswa yang mempunyai karakteristis tertentu.
  • Temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran.
  • Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya.

Apa karakteristik PTK?

Apabila dirumuskan, karakteristik PTK dapat dijabarkan sebagai berikut.

  • Masalah PTK berawal dari guru.
    PTK haruslah dilhami oleh permasalahan praktis yang dihayati oleh guru sebagai pelaku pembelajaran di kelas. Guru merasakan ada masalah di kelasnya ketika dia mengajar. Guru berusaha untuk mengatasi masalah di kelas itu dengan sebuah penelitian yang disebut PTK. PTK bukanlah penelitian yang dilakukan oleh pihak luar yang tidak tahu tentang seluk-beluk yang terjadi dalam kelas. PTK bukan penelitian yang disarankan oleh pihak lain kepada guru, melainkan muncul dari dalam diri guru sendiri yang merasakan adanya masalah.
  • Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran.
    Dengan PTK, guru akan berupaya untuk memperbaiki praktik pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Oleh kerena itu, guru tidak boleh mengorbankan proses pembelajaran karena melakukan PTK. PTK tidak boleh menjadikan proses pembelajaran terganggu. Guru tidak perlu mengubah jadwal rutin di kelas yang sudah direncanakan hanya untuk PTK. PTK haruslah sejalan dengan rencana rutin Anda sebagai guru. Bahkan, PTK juga diharapkan tidak lagi memberikan beban tambahan yang lebih berat bagi Anda. PTK justru harus dikerjakan terintegrasi dengan kegiatan sehari-hari di kelas (Lihat Suyanto, 1997).
  • PTK adalah penelitian yang bersifat kolaboratif.
    Guru tidak harus sendirian dalam upaya memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Hal itu dapat Anda laksanakan dengan cara berkolaborasi dengan dosen LPTK maupun dengan teman sejawat. Dengan cara itu, sebagai guru, Anda akan banyak menerima masukan tentang prosedur PTK yang benar. Dosen dapat bertindak sebagai mitra diskusi yang baik untuk merumuskan masalah yang tepat, menentukan hipotesis tindakan yang baik, serta membantu analisis data penelitian. Sebaliknya, dosen LPTK dapat memperoleh masukan yang berharga dari orang yang benar-benar berkecimpung di kancah yang tahu secara persis tentang permasalahan yang terjadi di kelasnya. Yang lebih penting lagi ialah terbentuknya hubungan kesejawatan yang harmonis antara guru dengan guru ataupun antara guru dengan dosen LPTK. Kehadiran dosen LPTK dalam PTK adalah sebagai mitra sejawat dan bukan sebagai sosok yang mahatahu yang akan mendikte guru dalam penelitian.
  • PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
    Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu, pemakaian media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya. Oleh karena itu, penelitian di kelas yang tanpa memberikan tindakan apa-apa di kelas untuk perbaikan praktik pembelajaran bukanlah PTK.
  • PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan.
    Hal itu dapat terjadi karena setelah Anda meneliti kegiatan-sendiri di kelas Anda – dengan melibatkan siswa – Anda akan memperoleh balikan yang bagus dan sistematis untuk perbaikan paktik pembelajaran. Dengan demikian, Anda dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan dengan baik atau tidak di kelas. Anda juga dapat mengadaptasi atau mengadopsi teori itu untuk diterapkannya di kelas agar pembelajarannya efektif dan efisien, optimal, dan fungsional.

Nah, dengan uraian “sekilas info” tersebut, Anda diharapkan telah mempunyai wawasan yang relatif memadai tentang konsep PTK. Apabila ada beberapa konsep yang kurang Anda pahami, Anda dapat mendiskusikannya dengan teman sejawat, kepala sekolah, pengawas, atau siapa saja yang Anda anggap cocok untuk diajak berdiskusi. Ingatlah bahwa kebiasaan Anda untuk berdiskusi dengan teman sejawat dan keterbukaan Anda untuk menanyakan hal-hal yang tidak Anda ketahui kepada orang yang lebih tahu (misalnya kepala sekolah, pengawas) merupakan indikator keprofesionalan Anda.

-------

Pada bagian berikut ini Anda akan diajak mengembangkan fokus masalah yang akan dilakukan pemecahannya dalam PTK. Ikuti setiap tahapan yang disarankan! Optimislah bahwa Anda dapat melaksanakannya. Sebab, melaksanakan PTK tidaklah sesulit yang dibayangkan oleh sebagian besar guru!
Ayo, yakinlah bahwa Anda dapat melaksakan PKT!




Uraian lebih lanjut silakan baca Melaksanakan PTK itu Mudah oleh Masnur Muslih (Bumi Aksara, 2008)